Film animasi yang cukup kocak. Gambarnya bagus, audio-nya bagus,
ceritanya lumayan walaupun ada bagian di mana menurut saya cukup mudah
ditebak, dan pengisi suara oleh artis-artis ternama (macam Jesse
Eisenberg, Anne Hathaway). Okelah secara umum, direkomendasikan ditonton
untuk segala umur. Rate 4/5. Bukan hanya tontonan untuk anak-anak tapi
untuk semuanya karena banyak nilai yang ingin disuguhkan disini. Film
fiksi yang disutradarai oleh Carlos Saldanha ini menceritakan tentang
Blu (burung Spix’s Macaw) yang sudah hampir punah dan tidak dapat
terbang karena cukup dimanja (mirip si kucing manja Garfield).
Dipelihara oleh seorang gadis bernama Linda di Minnesota. Suatu saat
datang seorang ahli burung bernama Tulio yang mengatakan bahwa masih ada
satu spesies burung sejenis berjenis kelamin betina yang masih tersisa
di Brazil. Dan demi menjaga supaya tidak punah, maka Linda dan Blu harus
ke Rio de Janeiro. Surganya burung, yang sebetulnya merupakan tempat
lahir Blu. Ya, agak-agak mirip dengan cerita di Ice Age. Mungkin karena
memang digawangi oleh orang yang sama. Demi menjaga kelestarian spesies
maka hewan jantan dan betina yang tersisa harus dipersatukan supaya bisa
menghasilkan keturunan, dan pada akhirnya di film ini happy ending.
Sedangkan animasi hewan dalam hal ini adalah para burung yang dominan,
itu mirip film animasi Legend of The Guardians . Akhirnya Linda dan Blu
terbang ke Rio, disana kebetulan pas ada perayaan karnaval. Petualangan
pun dimulai. Burung Spix’s Macaw betina yang masih tersisa itu bernama
Jewel. Jewel bertipe pemberontak yang kurang suka dengan manusia. Blu
dan Jewel akhirnya disatukan tetapi tidaklah mudah karena berbeda
karakter. Ada si Nigel, burung Kakaktua putih jahat yang berusaha
menculik mereka berdua atas perintah seorang pemburu liar. Tidak mudah
lepas dari cengkraman Nigel yang dibantu para kera. Blu dan Jewel juga
harus meminta bantuan Rafael si burung Toucan dan Luiz si anjing. Banyak
kejadian kocak, antara lain ketika kejar-kejaran mengelilingi Rio, Blu
belajar terbang, terperangkap masuk hutan dan masih banyak lagi. Jelas
terkandung makna oleh si pembuat film bahwa manusia diminta untuk
menyayangi dan melestarikan spesies langka. Tidak asal memburu binatang.
Tersirat pula makna bahwa di tengah hingar bingar megah dan indahnya
kota Rio, masih ada anak yang hidup dalam kemiskinan dan terpaksa
mencari uang dengan jalan yang kurang baik yaitu membantu pemburu liar.
Labels: Film
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home